Merdeka Berinovasi

Merdeka Berinovasi


Portfolio Description

Oleh : Dr Genius Umar M.Si
Walikota Pariaman

Pada hari ini Bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-76. Setiap tahun semua elemen masyarakat merayakan Tanggal 17 Agustus ini dengan suka cita. Mulai mengikuti upacara bendera baik langsung menyaksikan di lapangan maupun mengikuti detik-detik proklamasi dari Istana Presiden RI melalui daring ataupun melalui televisi. Setelah upacara tersebut biasanya ada saja  lomba-lomba yang diadakan oleh kelompok masyarakat di desa/kelurahan, mulai lomba panjat pinang, makan kerupuk, balap karung, membawa kelereng dengan sendok dan masih banyak banyak lagi jenisnya, semua untuk menyemarakkan suasana merdeka ini. Di setiap jalanan dan sudut wilayah ada saja ornamen merah putih, mulai dari bendera hingga pernak-pernik yang dicat dengan warna merah putih.

Sekarang semua berubah, tahun ini dan tahun kemarin ada sesuatu yang berbeda dengan peringatan hari kemerdekaan kita ini. Sejak Negara Indonesia dilanda Pandemi Virus Covid-19 awal tahun lalu, kegiatan yang melibatkan orang banyak untuk berkerumun sangat dibatasi.  Upacara bendera dilaksanakan dengan peserta terbatas, lomba-lomba yang melibatkan orang banyak tidak diperbolehkan lagi, kecuali semua dilaksanakan dengan daring. Ini adalah bentuk upaya kita semua untuk memutus penyebaran virus mematikan ini.

Tahun ini Pemerintah Pusat mengangkat tema Peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI pada tahun ini adalah “Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”. Tema itu mendeskripsikan nilai-nilai ketangguhan, semangat pantang menyerah untuk terus maju bersama dalam menempuh jalan penuh tantangan, agar dapat mencapai masa depan yang lebih baik.

Presiden RI, Bpk. Ir Joko Widodo (Jokowi) dalam Pidato Kenegaraan Dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPD di gedung parlemen, Senin (16/8/2021). Presiden menegaskan Pandemi Covid-19 telah memacu seluruh negara untuk berubah mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan. Ia juga menyebutkan bahwa dengan adanya Pandemi Covid-19 sekarang ini, akselerasi inovasi semakin menyatu dalam keseharian hidup kita.

Inilah hanya sebahagian kecil dari apa yang disampaikan oleh Presiden kepada bangsa ini. Intinya adalah semua tantangan yang sedang kita hadapi sekarang ini, seharusnya memacu kita untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dengan melakukan inovasi-inovasi dalam berbagai hal. Karena inovasi adalah jalan keluar dari hambatan dan tantangan serta masalah yang sedang kita hadapi.

Berbicara tentang sebuah inovasi pemikiran kita tergiring dengan sesuatu yang canggih, sesuatu yang bersentuhan dengan teknologi. Padahal inovasi pada dasarnya pembaharuan yang kita lakukan dari permasalahan yang ada dalam kehidupan. Solusi terbaik untuk menyelesaikan semua masalah tersebut adalah mendorong kreativitas yang kita miliki dan berusaha mewujudkan inovasi-inovasi baru. Singkatnya, tanpa kedua hal tersebut kita akan selalu terjebak dengan metode lama yang tidak akan menghasilkan inovasi apapun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inovasi merupakan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaruan. Dalam ajaran agama Islam kita juga diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari sebelumnya, maka kita adalah orang yang beruntung. Sedangkan orang yang lebih buruk dari pada hari sebelumnya adalah orang yang merugi. Oleh sebab itu kita harus selalu melakukan inovasi, termasuk juga yang sedang saya lakukan di Pemerintahan Kota Pariaman saat ini.

Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Pariaman dituntut untuk melahirkan sepuluh jenis inovasi. Jika di Kota Pariaman ada 33 OPD termasuk kecamatan, maka akan lahir 330 inovasi di Kota Pariaman. Tujuannya adalah agar semua kepala OPD memahami bahwa sebagai pejabat publik di daerah mereka harus berorientasi kepada masyarakat. Mereka harus melakukan pelayanan terbaik kepada masyarakat Kota Pariaman, sehingga masyarakat puas dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah.

Setiap tahun, Kemendagri RI melakukan pengukuran dan penilaian Indeks Inovasi Daerah. Pada pengukuran tahun 2020 lalu, Kemendagri telah menjaring sedikitnya 17.779 inovasi dari 484 pemerintah daerah. Hal ini telah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pasal 388 ayat (7). “Kepala daerah melaporkan inovasi daerah yang akan dilaksanakan kepada Menteri Dalam Negeri”, serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah.

Kemedagri, RI juga memberikan penghargaan kepada daerah yang memiliki inovasi menarik. Bagi daerah yang memiliki masuk dalam penilaian 10 besar, akan mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID). Daerah yang masuk ke dalam kategori 10 besar inovasi terbaik akan dapat dana insentif sebesar Rp.9 milyar. Dana ini sangat kita butuhkan sekarang karena sejak pandemi ini, kondisi keuangan sangat minim  dan ini bisa menutupi defisit anggaran di daerah dalam situasi pandemi Covid-19 sekarang ini.

Pemko Pariaman tidak semata-mata hanya ingin mendapatkan penghargaan dalam melakukan inovasi. Namun yang terpenting adalah agar tercipta budaya kerja yang kreatif dan inovatif. Inovasi bukan tujuan, tapi cara meningkatkan kinerja daerah dalam mencapai tujuan otonomi daerah yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik, dan daya saing daerah. Perubahan pola pikir SDM aparatur di daerah dan menjadikan inovasi sebagai budaya dalam bekerja sangatlah penting. Perubahan mindset ini akan berpengaruh pada pola pikir, selanjutnya berpengaruh pada pola kerja, dan pada akhirnya akan dapat mengubah budaya kerja yaitu budaya kerja yang inovatif.

Kota Pariaman sudah cukup baik, ada peningkatan setiap tahunnya terkait inovasi daerah ini. Pada tahun 2018 dan 2019 memperoleh predikat kurang inovatif dan berada di rangking 46 kemudian naik menjadi rangking 43 tahun pada tahun selanjutnya. Pada Tahun 2020 lalu Kota Pariaman mendapatkan predikat Sangat Inovatif dan naik ke rangking 24 Nasional.

Beberapa inovasi yang telah dilakukan di Kota Pariaman adalah program Satu Keluarga Satu Sarjana (Sagasaja). Program unggulan Kota Pariaman ini berangkat dari permasalahan kemiskinan dan pendidikan yang terjadi di masyarakat. Antara kemiskinan dan pendidikan ini bagai sebuah rantai yang selalu berputar, masyarakat miskin tidak mampu membayar uang sekolah sehingga tidak bisa sekolah, mereka tidak bisa sekolah karena miskin, begitu seterusnya.

Maka di Kota Pariaman, Pemko menanggung biaya sekolah dari tingkat SD hingga SMA/SMK. Meskipun SMA/SMK adalah kewenangan pemerintah provinsi, Pemko Pariaman membayar ke Pemprov Sumbar melalui program Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk membiayai uang komite siswa SMA/SMK di Kota Pariaman. Melalui program Sagasaja, Pemko Pariaman juga menguliahkan masyarakat tidak mampu tadi untuk kuliah di Perguruan Tinggi (PT)  yang telah bekerjasama.

Sejak Tahun 2018, hampir 200 orang masyarakat kurang mampu telah kita kuliahkan pada beberapa PT vokasi yang kita tunjuk. Ternyata anak-anak kita yang kurang beruntung secara ekonomi ini memiliki kemampuan akademik yang luar biasa, terbukti Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mereka bahkan mencapai 3,8. Yang kita harapkan dari program ini adalah, setelah mereka menamatkan pendidikan vokasi tersebut dan langsung bekerja pada perusahaan. Kemudian si anak akan membantu perekonomian keluarganya membawa orang tuanya keluar dari kemiskinan. SDM meningkat dan kemiskinan dapat ditekan, dua masalah terselesaikan.

Kemudian di Kota Pariaman juga sudah ada Mall Pelayanan Publik (MPP).   Tujuan dibentuknya MPP ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pengurusan adminitrasi publik, sehingga tercipta pelayanan publik yang prima sesuai dengan amanat undang undang 25 tahun 2009 tentang pelayan public. dengan adanya MPP ini warga juga dapat mengurus banyak dokumen dalam satu lokasi karena di MPP tersebut terdapat banyak pelayanan dari 10 instansi berbeda. Diantaranya Bank Nagari, pembayaran pajak, Samsat, Kejari Pariaman untuk pembayaran tilang, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan PDAM. Jadi masyarakat cukup datang ke gedung MPP di komplek perkantoran di Kelurahan Karan Aur untuk mendapatkan beberapa pelayanan, hemat waktu, hemat tenaga dan hemat biaya.

Penataan kawasan pesisir  denga konsep pembangunan berkelanjutan. Pemko Pariaman menata pantai dan pulau yang ramah terhadap lingkungan, sehingga kawasan pesisir pantai menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan. Kota Pariaman sudah dikenal sebagai kota tujuan wisata di Pulau Sumatera ini dengan daya tarik pantai dan sekitarnya. Tercatat 3,7 juta wisatawan yang berkunjung ke Kota Pariaman pada Tahun 2019. Tahun 2020 dan sekarang karena Pandemi Covid-19 saja wisatawan jauh berkurang.

Penataaan kawasan air tawar seperti sungai dan talao juga kita lakukan dengan konsep water front city. Kita harus ubah prilaku masyarakat di bantaran sungai yang sebelumnya membelakangi sungai menjadi halaman depan. Selain dampak lingkungan, penataan ini juga berdampak kepada ekonomi masyarakat sekitar. Daerah tersbut ditata menjadi menarik sehingga mendatangkan orang banyak dan masyarakat sekitar bisa mendapatkan keuntungan ekonomi dari situ. Lingkungan tertata, masyarakat sejahtera.

Bahkan menunjuk PJ kepala desa dari kepala dinas (Kadekadis) juga merupakan inovasi. Kadekadis ini sangat bermanfaat yakni kade dari kadis akan memimpin desa dengan sangat hati-hati dan serius, menuruskan dan menyinkronkan program desa dengan pemko. Program pemko akan sangat mudah diteruskan hingga ke tingkat desa. Selanjutnya penanganan Covid-19 akan lebih terarah sampai ke desa, kepala dinas tidak lagi di belakang meja namun langsung di lapangan, bagi saya akan dapat laporan situasi ril kondisi desa.

Masih banyak lagi inovasi yang kami lakukan di Kota Pariaman. Intinya adalah melalui momen memperingati HUT ke-76 RI ini terus kita isi dan bangun Indonesia ini menjadi lebih maju dengan terus berinovasi dimanapun peranan yang kita mainkan. Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. Merdeka